Sunday 20 September 2015

Tafakur Alam Club


HELO! yep it's been a long time since i post my last journal wehehehe. Maklum lah, anak tingkatan akhir(kelas 12). Lagi sibuk-sibuknya belajar sana sini ahaha. Cukup dah basa basinya, kita langsung lanjut aja yuk.

Di post kali ini, gw bakal share ke kalian tentang ekskul yang baru aja gua bentuk di taun ini. Hah lo yang bentuk el? emang lo siapa? Ahaha bisa di bilang sih gua , guru dan salah satu teman gua yang bentuk. Gimana ceritanya tuh? Okelah langsung aja gua ceritain ya.


Tafakur Alam Club/Taqwa Astronomy  Club [TAC]

Terbentuk pada tahun ajaran 2015/2016, adalah salah satu ekskul di Al-Taqwa college indonesia.
Awal mula club ini terbentuk adalah, Masih ingat kah kalian post gue tentang trip ke LAPAN? nah dari situ, iya dari situ!

Jadi pada saat di jalan pulang, gue duduk di depan. Suasana pada saat itu orang orang lagi pada tidur, bisa di bilang yang bangun waktu itu cuman gue, miss vivi, zahra dan beberapa anak cowo di belakang. Saat itu, miss vivi dan zahra sedang ngomong, kurang lebih begini:

"Miss adain dong ekskul yang tentang nature nature gitu, jadi kita belajar sambil jalan jalan"
"iya ide bagus zah, ntar coba miss pikirin."

Nah gue langsung aja tuh nyamber

"IYA MISS! ADAIN! ayo dah saya siap ngapain aja asal jadi, keren tu pasti."

Akhirnya kami diskusi dan di putuskan kalau gue dan zahra bakal bantu nyari orang dan buat presentasi.

Sebelum lanjut mari kita tarik mundur alurnya sedikit.

Ini ekskul sebenernya udah jadi sesuatu yang gua idam idamkan sejak gua awal masuk ke sekolah, awalnya gak ada dan gua memutuskan untuk masuk ekskul fotografi. Mindset gue dulu kira ni komunitas bakal jalan jalan trus, akhirnya apa? cuman berhasil jalan-jalan sekali dan ikut event sekali, akhirnya di kelas 11 gue memutuskan untuk keluar dan memilih cari komunitas di luar sekolah. Selain ekskul yang bersifat adventure kayak gini, gue juga pengen masuk ekskul Astronomi, dimana isinya adalah para pengamat langit. Tapi seminggu setelah gue masuk Al-Taqwa gue mikir "ah udah el lupakan, gak mungkin orang kaya mereka suka" yup disitu pikirin gue sangat sempit tanpa berani bertanya kepada mereka. Dua tahun berlalu, dan gue menjalani segala hobi gue sendirian, atau dengan mengikuti komunitas di luar. Disitu gue kesekolah cuman buat belajar, bisa dibilang saking minimnya orang yang sehobi (pada saat itu pikiran gue masih sempit) gua lebih memilih untuk menjauh dari lingkaran dan menjalani hari hari nya dengan sendirian. Sempat mendapat teman di kelas 11 , teman untuk berbincang masalah astronomi, ya dia adalah salah satu pelopor tafakur alam juga. Ya, Zahra Fihtri Amina, disitu gue cuman ngomongin masalah astro sama dia. Akhirnya sampai pada perbincangan seperti ini:

"Eh zah, kira kira anak altaqwa banyak yang suka gak ya ? Buat klub nya yuk, pasti asik"

"uhh el , gatau deh"

Nah setelah itu , baru deh sampai di saat perbincangan di LAPAN. Pertama gue sempet pesimis karena miss vivi minta tolong gue buat gather minimal 10 orang. Tapi karena gue pengen banget ada nih club, gue pun mulai mencari cari orang , saat itu lagi liburan jadi gue cuman bisa ngajak lewat jalur Line. Satu dua orang gue ajak, alhamdulillah awalnya kekumpul 7-8 orang dari yang cowok. Yang cewek itu tugas Zahra, dia juga mulai ngajak , awalnya dari adek adeknya yang awalnya mereka gak mau. Tapi entah kenapa tiba-tiba mereka memutuskan untuk ikut. Disitu gue mulai mendapat harapan, gue seneng. Memang awalnya gue bilang itu adalah Tafakur Alam Club, tapi setelah diskusi gue juga menyungsung nama Taqwa Astronomy Club, klub multi fungsi. Dan akhirnya kekumpul deh 18 orang termasuk miss Vivi.


Setelah itu, pikiran gue mulai meluas, melihat banyak nya orang orang yang suka astronomy. Mungkin dulu mereka seperti gue, mungkin mereka juga berpikir kalau cuman mereka yang tertarik dengan astro. Dengan adanya klub ini, menjadi sebuah wadah bagi mereka untuk meluapkan ketertarikan dan rasa penasaran mereka. Gue seneng, diskusi di grup pun tak luput dari hal hal tentang astro, dan terlihat sekali antusiasme mereka.

Disitu gue belajar, bahwa untuk coba berpikir lebih luas, coba untuk melepaskan segala hal yang kalian senangi, jika tidak ada yang senang, coba lah untuk mengajak mereka agar senang. Karena sesungguhnya, apa apa yang disenangi, dulunya tidak kalian senangi. Jika bukan kita yang sudah senang yang mengajak, siapa lagi?


Sebulan setelah di bentuknya TAC, datang lah trip pertama, disitu hampir semua orang ikut, walau ada kendala keterlambatan , acara tersebut berjalan lancar. Kami melakukan trip sehari ke Leuwi Hejo. Di trip pertama ini, kami masih belum mengenal dekat satu sama lain, masih ada gap diantar kita, masih ada yang malu untuk meluapkan sesuatu. Tapi di trip pertama ini lah, proses bonding antara kami terjadi. Strategi yang bagus di berlakukan oleh miss vivi, yaitu dengan memasangkan kami sepasang masing masing orang. Sistem Buddies terbilang cukup efektif untuk mempererat tali persaudaraan kami. Terlihat seseorang yang tadinya diam, di pasangkan dengan orang yang cerewet, menjadi seseorang yang cerewet pula. Terlihat yang tadinya malu untuk berbicara, berubah menjadi sosok yang cerewet. Disini pula, sifat mereka semua keluar, dimana disaat saat kita mulai capek, ada teman yang membantu, disaat ada yang kehausan, ada teman yang memberikan sedikit airnya. Bisa di bilang ini adalah sebuah trip yang menyatukan tali persaudaraan kita. Sepulang dari sini, terlihat mereka pulas tertidur dengan senyuman. Mereka semua sangat menikmati trip ini.
First Trip.


Seiring berjalananya waktu, kami pun semakin erat, perbincangan grup berubah menjadi perbincangan yang berkualitas juga tetap mengandung sedikit candaan. Walau masih banyak dari mereka yang malu untuk berbicara. Sebulan berlalu, datanglah event Star Party pertama. Sayang dua dari kami tidak dapat ikut karena sakit. Kami mengadakanya di sekolah, karena tempat kami yang berada di bukit, langit kami bagus. Sebelumnya gue sudah was was akan kondisi langitnya yang terus menerus berawan hingga H-1. Tapi Allah memberi kehendak lain, Allah memberi kita langit yang sangat bersih jernih bertabur bintang. Tanpa ada sedikit pun awan melintas sepanjang malam. Ya Allah disitu kami sangat bersyukur . Langit yang indah bertabur bintang pun jadi bahan pencuci mata kami pada malam itu. Kami pun memandang langit dengan di temani kakak kakak dari HAAJ(himputan astronomi amatir jakarta). Disitu banyak sekali pertanyaan di layangkan oleh orang orang. Bahkan orang yang tadinya tidak terlihat menyukai astro, malah jadi banyak bertanya. Disitu pikiran gue mulai meluas, disitu gue belajar kalau kita harus menunjukan kepada orang orang, agar orang itu tau. Mereka bukan tidak suka, tapi mereka tidak tau betapa indahnya ciptaan-Nya di atas sana. Hari mulai masuk ke pertengahan malam, semua lampu dimatikan, hanya mendapat pencahayaan dari taburan ratusan bintang di langit. Kami pun berkumpul di satu tempat. Semua memandang ke atas, Kami terpukau oleh indahnya langit malam. Kami pun mengamat sambil berbincang. Disitu semua orang berkumpul berbincang terlihat mereka semua lepas. Mereka semua menjadi diri mereka yang berbeda dari pada saat mereka ada di sekolah. Mereka tertawa lepas, berbincang lepas. Inikah yang dinamakan "Keluarga" ? Inikah saat saat dimana tali persaudaraan kami sudah mulai erat? . Senang memang rasanya melihat semuanya. Saya pun menyadari arti dari bahwa perlunya sebuah wadah terbuka untuk menumpahkan sebuah teko yang telah terisi penuh.


Semoga kalian, para pengamat alam, akan terus mengamat dan menikmati indahnya ciptaan-Nya. Terus bertafakur akan keindahan alam-Nya. Dan terus bersyukur akan apa yang telah di berikan-Nya.


Kondisi langit di sore hari, lebih tepatnya saat maghrib.

Kondisi langit pada awal malam. sudah bertabur bintang.


Sebagian member dari TAC.

Gue, Kak rayhan, Julio, Kak ihsan, Leon.


Mata Gue ilang~_~

 Gue, Zahra, Miss Vivi.

”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ”Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imran [3]: 190-191).
L Web Developer

No comments:

Post a Comment