Semua di mulai saat ambisiku mulai berkobar
Cita demi cita, angan demi angan, terus aku rencanakan, aku ukir, ku ceritakan pada orang orang dengan sangat yakin.
Namun, rencana hanyalah rencana, kegagalan demi kegagalan terus minampa, tak peduli seberapa keras aku berusaha, kadang kenyataan tidak sejalan dengan ambisi.
Semua berawal pada saat aku SMA, ya tepatnya saat aku terpilih untuk mengikuti lomba Sains. Pujian demi pujian dilontarkan kepadaku, rasa percaya diriku meningkat. seorang Boel yang dulu sering menangis karena di jahili oleh kakak kelas lalu menjadi seorang Elel yang tidak pernah peduli akan sekitarnya, satu hal yang di pedulikanya hanyalah sebuah game, menjadi seorang el yang mulai menyukai ilmu ilmu sains. tingkat demi tingkat aku lewati. Test pertamaku saat itu adalah IGCSE, disitulah masa transisiku. Masa perubahan seorang elel menjadi seorang el yang mulai berambisi. Di test pertamaku itu aku tidak pernah belajar segiat sekarang,ya hanya seadanya. Namun, aku mendapat nilai tertinggi kedua,walau nilai itu cukup mengecewakan bagi ku, tidak sesuai dengan ekspetasi. Akupun mulai berubah, mulai berkomitmen untuk belajar lebih giat, A level di depan mata, saat itu aku sangat berambisi sekali mendapat nilai tinggi. Universitas pun mulai aku cari, nilai minimal pun mulai aku targetkan, aku belajar mati2an di 2 bulan terakhir saat itu. Dan voila! aku pun gagal kembali, aku gagal dengan nilai rata2 tertinggi di kelas. Akupun mulai menyalahi sekolah, mulai berani bersuara dan memberikan masukan demi masukan pada sekolah ku. Sifat angkuh ku pun mulai keluar, merasa lebih bisa dari yang lain, padahal saat itulah Allah menguji aku. Hari demi hari, aku pun mulai melupakannya, menyusun kembali segala rencana ku, merombak segala cara belajarku.
Lalu, tingkat 3 pun datang. disitu aku mulai sibuk, mengikuti Les, tryout sana sini. Plan A B C pun aku buat. Saat itu Plan A-ku adalah mendapat nilai tinggi di UN dan dapat mengikuti beasiswa menggunakan nilai UN ku, lalu Plan B-ku adalah mencari beasiswa lain dengan nilai raporku, Dan Plan C ku adalah memasuki Perguruan tinggi negri yang mempunyai jurusan yang sangat ku inginkan. Dimulai dari plan A, aku pun belajar giat hanya demi mendapat rata2 di atas 8.4. Saat itu aku merasa salah satu pelajaran favoritku, Fisika, sudah bisa aku pegang, dengan try out demi try out aku lalui dengan nilai di atas 8.5. Aku pun memasang target ku dengan nilai 10, ya 10. Lalu matematika, aku pun juga merasa bisa, dengan selalu mendapat nilai tertinggi di kelas, mengalahkan jagoan matematika saat itu, aku memasang target 9 kala itu. Yang menjadi kendalaku saat itu adalah biologi dan kimia, Saat itu tidak ada guru biologi, dan guru kimiaku? ya Aku tidak cocok dengan beliau, akupun sering terlibat debat dengan beliau, merasa aku lebih bisa,, haha betapa sombongnya aku. hari demi hari ku lewati dengan belajar, mengurangi porsi maen Game ku, bahkan mengalahkan-Nya. Doa demi doa aku panjatkan setiap malam, dengan berharap bahwa cita citaku dapat tercapai. Lalu 2016 pun tiba, aku mulai fokus belajar, dan meninggalkan segala aktivitas di luar, dan fokus untuk mendapatkan beasiswa itu. Saat itu, Plan B ku adalah beasiswa Mitsui Bussan, ya , beasiswa berdasarkan nilai rapot, Akupun mengirim arsip nilai ku dan segala portofolioku. Lalu datang lah hari yang telah kutunggu tunggu, Ujian Nasional. Bermodalkan belajar Kimia intensif selama 2 minggu, dan nilai tryout yang selalu kudapatkan tertinggi pada kala itu, juga nilai 9 berturut2 pada pelajaran fisika,Aku pun menjalani masa ujian itu dengan tenang dan penuh percaya diri. Hari pengumuman pun tiba, aku senang saat mendengar kabar bahwa aku mendapat nilai tertinggi di sekolah. Aku pun bergegas memaksa guru ku untuk memberitahu nilai ku. "7.5, el. selamat ya." dor! akupun lemas, bingung menjawab apa, karen sesungguhnya itu bukanlah hal yang harus di beri ucapan selamat menurutku pada saat itu. 7.5, itu jauh dari 8.4, perbadaan 0.9 point yang mengubah kembali segala rencana ku, rencana yang telah ku susun rapih. disaat itu pula, Plan B-ku tidak ada kabar, ku anggap gagal, nilai ku tidak mencukupi? atau apa lagi? ntahlah. Aku pun lalu fokus pada plan C-ku, aku pun mengikuti intensif ujian SBMPTN 2016 selama 7 minggu dengan Try out setiap minggunya. Aku pun mati matian belajar setiap hari, pergi pagi, pulang malam, begitulah rutinitas ku. TO demi TO aku ikuti, TO pertama ku tidak lolos pilihan pertama yaitu FTMD ITB, lalu lolos pada pilihan kedua yaitu Teknik Mesin UI dan satu pilihan cadangan yaitu Teknik Mesin ITS. Lalu pada TO kedua aku pun sangat senang, ya, aku lolos pada pilihan pertama, aku pun sangat senang sekali saat itu. Akupun belum puas, aku menargetkan lolos dengan nilai di atas nilai passing grade. Namun di TO yang ke 3 aku pun belum beruntung. Aku mulai belajar lebih giat, aku bahkan sampai berhenti bermaen Game saat itu, lalu TO 4 aku mulai perlahan naik lagi, dan di 3 TO terakhir pun grafik ku naek, 3 kali berturut2 aku lolos pada pilihan pertama. Aku pun menyudahi masa intensif ku dengan percaya diri. Aku download soal-soal tahun lalu, ku kerjakan menggunakan timer HP, aku pun dapet nilai cukup tinggi, ya aku mengerjakan soal tahun 2015 dan 2016, dengan nilai yang sudah pasti lolos pada pilihan ku. Lagi, aku pun menyudahi masa belajar dengan percaya diri. Dua hari sebelum ujian aku memutuskan untuk memiliki hari tenang, aku pun mengistirahatkan otakku, aku istirahat dan berdoa sekuat mungkin, aku sangat berharap pada waktu itu, dengan jiwa yang percaya diri.
Hari Ujian pun tiba, 31 Mei 2016, aku datang 1 jam lebih awal dari jadwal bel di bunyikan. Yup, mulai lagi, kebiasaanku, tidak bisa tenang saat hari ujian tiba. Segala cara aku coba, dr mulai menyendiri ketempat sepi, dzikir, baca quran, cerita dengan ortu, dan lain nya. Sampai saat2 itu pun tiba. Aku kerjakan segala soal satu demi satu, dari yang aku suka dengan tenang dan percaya diri, juga grogi. Saking groginya, aku di buat keringat dingin, ntah apa , tiba2 ada yang menetes di kertas LJK ku , Duh! aku pun panik, dan meminta untuk mengganti LJK, namun pengawas bilang "nggak apa2, bisa kok itu, kertas LJKnya abis dek." yup aku pun agak tenang, dan percaya namun tetap saja, sangat khawatir. Selesai, libur, tidak ada kegiatan, aku pun percaya diri dengan hasil ku, ya, lagi lagi sangatlah percaya diri. Hinga lalu,kemarin, 28 juni 2016, hari dimana pengumuman hasil SBMPTN 2016 di umumkan, ya, aku gagal lagi. Aku sangat kecewa, sangat kecewa, ku coba smua mirror link yang ada, rasa optimis itu tetap ada, notifikasi demi notifikasi terus bermunculan, ya, semumanya sama, terdiri dari tidak lebih dari 3 kata, "gimana sbmnya el?" , " gimana el?, "gimana hasilnya el?" ntah harus ku jawab apa, mungkin mreka akan kaget mendengarnya, ya bagaimana tidak, aku sudah sangat optimis saat bercerita dengan mreka. Lalu aku memberitahu ibuku, "mi, el nggak dapat" , ibukun kaget, sontak datang ke kamar. Aku pun masih bertanya tanya, apakah selesai? semudah ini? Semua mimpiku, semua cita citaku, apakah akan terhenti disini? apa yang akan aku lakukan? haruskah aku menyusun ulang rencanaku? ataukah aku berubah menjadi seorang yang mengalir seperti dulu? yang tidak punya arah, yang hanya mengikuti kemana hidup ini membawaku.
Namun, aku percaya akan segala ketentuan-Nya, aku percaya mungkin ini memang yang terbaik. Akupun sadar, aku sombong, angkuh, merasa bahwa aku bisa, padahal semua bisa hanya jika di izinkan oleh diri-Nya. Aku takkan pernah tau apa yang akan terjadi kedepan. Takkan pernah tau, dan
akupun pasrah, aku pasrah dengan segala ketentuanNya , ya, yang hanya bisa kulakukan sekarang hanyalah berbaik sangka, berbaik sangka akan segala ketentuanNya, dan yakin bahwa rencanaNya akan lebih baik.
Banyak sekali pelajaran yang dapat di ambil, ntah apa yang akan terjadi kedepan, aku hanya bisa berbaik sangka dan terus berharap. Aku hanyalah manusia yang sangat angkuh dengan segala rencananya. Aku pun kadang melupakan dirin-Nya karena terlalu sibuk dengan urusanku, bukan kah ini sebuah peringatan? Akupun harus lebih bersyukur dengan segala yang telah diberikan, dan kembali lagi memijakan kaki di bumi, tidak perlu sombong dan merasa sudah di atas. Pada akhirnya, aku bukanlah apa-apa, semua kembali kepada-Nya, segala rencana-Nya, kita tak akan pernah tau, bahwa akan selalu ada pelangi di balik hujan.
Pasrah.
"Although they plan, Allah also plans. And Allah is the best of planners" - al-anfal: 30
Tidak ada yang sia sia. Tiga tahun yang sangat mendebarkan. Alhamdulillah...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
ðŸ˜
ReplyDelete